Minggu, 09 Februari 2014

DAMPAK GADGET CANGGIH BAGI PERKEMBANGAN BELAJAR ANAK

Anak-anak zaman sekarang kalau diberi tugas atau PR pasti ada saja alasannya. Berbeda saat mereka di suruh lihat TV atau main game, pasti semangat sekali. Fenomena tersebut jelas sangat menyusahkan guru yang mengajarnya, apalagi jika orang tua tidak memiliki kesadaran akan pendidikan anaknya. Orang tua merasa anaknya dah sekolah saja sudah cukup, mereka kurang memantau aktivitas anak di rumah, lebih parahnya lagi anak-anak dianeka fasilitas yang semakin membuat anak malas mengerjakan PR, seperti dibelikan gadjet berupa tablet maupun HP yang canggih. Sudah bisa dipastikan anak tambah ogah belajar apalagi mengerjakan PR.

Sebenernya maksud orang tua membelikan aneka gadget baik, agar anaknya tidak ketinggalan zaman dan tidak kalah dengan teman-teman lainnya, tapi orang tua juga harus berpikir dua atau bahkan 10 kali untuk membelikannya. Mereka harus berpikir ulang, apa dampak hal tersebut bagi belajar anak. Kalau dirasa gadget tersebut tidak begitu penting, ya tidak harus dibelikan. Malah-malah ntar anak yang dulunya rajin dan pintar terus dibelikan tablet misalnya, akhirnya keasyikan sama game yang ada di tablet, hal itu berdampak pada tingkat kemalasan anak dalam mengerjakan PR.

Contoh riil ada anak didik saya saat kelas 3 merupakan anak yang cerdas, menurut aku sangat cerdas terutama dalam hal matematika ( bisa hafal sampe perkalian 30, aku saja yang ngetes sampe menghitung manual, eh dia lancar pake awangan). Tapi sewaktu kelas  4 saya dibuat kaget, kenapa? Anak tersebut prestasinya sungguh jeblok dan tingkat konsentrasi terhadap pelajaran sangat minim. Selidik punya selidik ternyata anak tersebut sudah kecanduan sama game online. Memang sih anak tersebut kurang pengawasan dari orangtuanya karena dia tinggal dengan kakek dan neneknya. Di sekolahan dia pikirannya g fokus kayak orang linglung, dan soal matematika yang harusnya dia bisa mengerjakan eh dikerjakan sebisanya seperti tidak ada semangat sama sekali. Sungguh sangat disayangkan anak sepintar dia harus kena virus game online dan anak tersebut sungguh sulit dinasehati, aku sampe menyerah.


 Ada lagi contoh buruk gadget yang hal ini membuat aku miris, tetanggaku anak 3 tahun. Menurutku dia anak yang cerdas dari perkataan dan daya ingatnya tentang lagu maupun gambar-gambar buah dan hewan mudah sekali mengingatnya. Sering tantenya membelikan buku yang berisi gambar-gambar untuk diwarnai, dia pun semangat kemana-mana bawa tas untuk menggambar atau mewarnai dan semangat untuk menulis. Aku pun sering mengajarinya menulis huruf dengan membuat titik-titik untuk kemudian dia yang menggabungkan titik-titik tersebut, seneng banget anak itu. Tetapi keadaaan berbalik setelah anak itu mengenal tablet dari sepupunya, karena anak tersebut cerdas makanya mudah mengikuti permainan yang ada disana. Tapi anak tersebut menjadi kecanduan, setiap saat selalu pengen main game yang ada di tablet. Dulu waktu ke rumah aku selalu minta diajarin nulis atau menggambar, sekarang kalau ke rumah ak mesti minta pinjam tablet, terus pas baterai habis, eh dia ngambek n nangis. Setiap main ke tetanggaku yang punya tablet n sepupunya mesti mainan game terus. Diajak gambar atau nulis sekarang tidak mau lagi dan saat sudah main sudah tidak memikirkan orang disekitarnya, diajak ngobrol juga diam saja. Aku juga heran dampak tablet sampe segitunya ya ke anak-anak, padahal baru usia 3 tahun, bagaimana dengan anak yang usia di atasnya.  Sungguh sangat disayangkan.

Bagaimana bapak dan ibu orangtua masih berkeinginan membelikan gadget canggih buat anaknya? Perlu dipikir-pikir lagi deh untung ruginya, kasihan anak kita kalau sampai malas belajar dan berakibat nilainya jelek. Belum lagi anak akan kecanduan dan sosialisasi dengan dunia sekitar juga terganggu.
Mungkin Anda bilang gini, Lha anak-anak merengek minta tablet atau PS gmana, kan sebagai orang tua tidak tega juga? Kalaupun anak merengek meminta dan ortu tidak tega untuk tidak membelikannya, harus ada solusi yang tepat, bukan berarti kita harus menolaknya tetapi paling g anak diberi pengertian tentang alat tersebut dan dijanji agar setelah dibelikan harus tambah bagus nilainya, kalau nilai tambah jeblok diancam saja alatnya di ambil dan tidak boleh main lagi.

Sebagai orang tua kita harus ekstra hati-hati dengan kemajuan teknologi sekarang, orang tua harus memilih dan memilah apa saja yang dibutuhkan atau tidak dibutuhkan buat anak kita. Karena hal tersebut dapat berdampak pada perkembangan anak-anak kita. Disamping itu kita juga perlu berkonsultasi dengan guru yang ada di sekolah terkait perkembangan anak kita dan mengawasi lingkungan bermain anak. Karena sebenarnya pendidikan anak terletak pada kita sebagai orang tua dan lingkungan keluarga, untuk lingkungan sekolah dan masyarakat sebagai lingkungan kedua setelah keluarga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar